newssportsaz_0q4zf1
Kupang, 9 Agustus 2025 – Hujan deras yang mengguyur wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Jumat malam memicu tanah longsor di Kabupaten Ngada, menyebabkan tiga desa terisolasi total. Material longsor menutup akses jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Bajawa Utara dengan pusat kota.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Yohanes Lete, mengatakan longsor terjadi di titik kilometer 18 Jalan Bajawa–Aimere pada pukul 03.00 WITA. “Tebing setinggi 15 meter runtuh, menimbun badan jalan sepanjang 40 meter. Selain itu, ada satu jembatan kecil yang juga rusak akibat tergerus air,” ujarnya.
Tiga desa yang terdampak langsung adalah Desa Wawowae, Desa Piga, dan Desa Waepana. Sekitar 2.100 jiwa kini terisolasi dan bergantung pada bantuan logistik yang dikirim menggunakan jalur darat alternatif dan helikopter.
Hingga siang ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih berupaya membersihkan material longsor menggunakan alat berat. Proses ini diperkirakan memakan waktu minimal dua hari karena curah hujan masih tinggi dan kondisi tanah labil.
Bupati Ngada, Marselina Dhuha, sudah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari ke depan. “Kami fokus pada evakuasi warga yang berada di area rawan longsor, serta memastikan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan tercukupi,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat disertai angin kencang di sebagian besar wilayah NTT hingga tiga hari ke depan. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap kemungkinan longsor susulan.
Salah satu warga Desa Wawowae, Maria Yanti, mengaku terpaksa menempuh jalur hutan sejauh 6 kilometer untuk mendapatkan sinyal telepon dan menghubungi keluarganya di kota. “Kami butuh bantuan cepat karena persediaan makanan mulai menipis,” ujarnya.
Pemerintah pusat berjanji akan mengirimkan bantuan darurat dan mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana ini.
